Ada sedih, ada duka. Tapi ku yakin Dia Maha tahu yang terbaik. ‘ Ya Allah, ampuni Bapak, angkatlah sakitnya. Demikian munajat terakhirku sebelum Dia menunjukkan Takdir dan Kehendak Nya bahwa setiap yang bernyawa akan merasakan kematian. Innaalillaah wa innaa ilaihi rooji’un. Dan bahwa hari-hari selanjutnya akan terasa berbeda, tapi live must go on. Aku harus melanjutkan hidup yang telah tertakdirkan padaku.
“Ya Rabb, ampuni segala dosanya, lapangkan alam kuburnya, jauhkan ia dari azab kubur dan api neraka”, dan satukan kami kelak di tempat yang Engkau ridhai”. Amin.
Aku berdoa untuk seorang lelaki yang telah menjadi bagian hidupku
Seorang lelaki yang telah mengajarkanku bagaimana mencintaiMu
Seorang lelaki yang hadir dalam setiap doa setelah shalatku
Seorang lelaki yang meletakkan namaku dalam lantunan doanya untukMu
Seorang lelaki yang hidup bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuku, Ibu, adik-kakakku, dan untukMu
Seorang lelaki yang selalu menasehatiku untuk membakar kelemahan dan kekuranganku
Seorang lelaki yang membutuhkan senyumku untuk mengatasi sedihnya
Seorang lelaki yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya
Seorang lelaki yang menjadi pemimpinku di saat aku kehilangan arah
Seorang lelaki yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya
Seorang lelaki yang selalu mengingatkanku akan mimpi besarku
Seorang lelaki yang menjadi pahlawan dalam keluargaku
Seorang lelaki yang ku ingin untuk mendampingiku menuju JannahMuDan akhirnya, Kami atas nama Kel. Muh. Yusuf Alm. menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas doa, perhatian dan bantuan Bapak/Ibu,Saudara, Rekan-rekan dan Sahabat sekalian yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Semoga beliau mendapatkan ampunan dan mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya. Semoga kami, keluarga yang ditinggalkan mendapatkan keikhlasan dan karunia-Nya. Semoga pula amal, keikhlasan dan budi baik Bapak/Ibu, Saudara, Rekan, Sahabat semuanya mendapatkan pahala yang setimpal. Amin.
Related articles
- believe in you ^_^ (myfadhliyah.wordpress.com)
- https://myfadhliyah.wordpress.com/2012/05/01/nostalgia-senja/