aku memilih Bapakku

Tak ada pancong pukis pun jadi. Hmmm … aroma khas yang menguar saat melintas dekat pembakaran sukses bikin perut berbahasa kriuk-kriuk minta segera diisi. Hehehee …

Dulu alm. Bapak juga suka skali, menghangatkan pagi dengan kue pukis dan teh hangat. Tapi lebih dari itu, entah bapak suka atau tak pada semua makanan yang kami, anak-anaknya santap, sisanya selalu dihabiskannya. Itulah salah satu alasan mengapa Si Bapak memilih makan paling akhir, agar bisa menghabiskan makanan yang tersisa dari piring-piring kami. Bapak sangat tak suka membuang-buang makanan dan demikianlah Beliau mengajarkan pada kami dengan caranya.

Mengajarkan baca Qur’an dengan tangannya sendiri, menghibur kami dengan cerita-cerita lucu karangannya sendiri dan lagu-lagu favoritnya meskipun kata Nenek suaranya fals dan tak ngerti nada. Tapi bukan Bapak kami namanya kalau goyah, sebaliknya “lanjut terus”. Bapak kami yang tabah dan kuat meski beberapa orang tak menganggapnya tapi dibalas senyum olehnya. Kepergiannya menyisakan banyak cerita dan kenangan, cinta yang banyak dari keluarga, sahabat dan rekan-rekannya dan yang terpenting [penyesalan] dari mereka yang sebelumnya tak menganggapnya.

Rest in peace dear Bapak. Semoga Allah mengampuni segala dosa-dosamu, melapangkan alam kuburmu, dan dijauhkan dari siksa kubur dan azab neraka. Aamin.


Mengapa aku memilih Bapakku untuk menjadi papaku ??? … kurasa semua  tahu jawabannya.

tak lekang …

sekedar  mengintip mentari yang kemarin ronanya begitu menggoda

 

tapi awan kelam tak memberi sedikitpun celah untukku … mendung

 

tapi hatiku masih biru, meski langit tak sebiru kemarin

 

dan aku yang  sekarang adalah sama seperti kemarin

 

seperti dulu, di saat itu

 

meski tlah dan terus berlalunya waktu

 

tak lekang rasa ini … membiru

 

 

 

 

 

 

 

semua [sesuatu]

Acara pulang kampung dadakannya sudah seminggu berlalu, tapi angin-anginnya masih berasa hmmm … Meski dadakan alias gak ada planning awal sama sekali plus kondisi kantong yang hampir kering, tapi toh berangkat juga, pulang kampung juga hmmm … [sesuatu] gak ya ???

Maybe [yes], dan kuanggap itu takdir dan aku toh berjodoh dengan kampung di hari itu. Ternyata si tante yang gak jadi ikut berangkat dengan rombongannya mama yang berbekal nasi kuning maknyus di pagi hari, membawa berkah buatku karena aku yang kemudian berangkat meskipun dengan judul “menemani tante”  … jadi [sesuatu]-kan akhirnya  hheheee …

[yup] sangat sesuatu, karena bisa menikmati udara segar plus plus meski hanya sehari. trus bisa menikmati perjalanan ala-ala si bolang waktu antar Om Kasman yang jadi raja sehari ke kampung tante baru … oh iya namanya Bolang juga dan hmmm … perjalanannya itu lho, mendaki gunung – turuni lembah wah lumayannnn. Tiba kembali di rumah Si Om, siang-siang bolong petualangan dilanjutkan ke sawah di belakang rumah. Hmmm … lumayan 4 ekor ikan Mas naik ke ember dan akhirnya jadi ole-ole ke Makassar. Nah [sesuatu] lagi kan ???

Oh iya, acara mandi-mandi di sungai juga [sesuatu] yang lain lho hhehheee … sehari yang penuh kesan, semua … [sesuatu] ^^d

galau cepat-lah berlalu

Alhamdulillah

Alhamdulillah (Photo credit: syed_ikhwan)

Maksud hati ingin segera move on dari si galau, nyatanya masih disitu-situ juga, masih galau-galau juga fuuuu … ternyata mengucapkan jauh lebih mudah dari actionnya. Rasa hati memang tak bisa dibohongi, padahal sudah melakukan banyak hal biar jauh dari si galau, eh dia masih nempel juga kayak perangko. Mendung semendung-mendungnya, mendung luar-dalam huahuahuaaaaa …

 

Terkadang ingin rasanya menyerah jika toh memang itu yang terbaik, tapi sisi lain diriku pun kembali menguatkan dan berharap galau segera berlalu. Toh, sebelumnya masalah yang jauh lebih berat pernah datang menyapa dan Alhamdulillahmasih bisa survive, mestinya yang ini pun  bisa  diatasi. Dan semoga adzan dzuhur kembali menentramkan. Aamin aamin Ya Robb.

 

 

terusik rindu

masih menatap hujan di langit yang sama

Rintik atau lebatkah kau rasa ???

Jarak yang mendekat kian terasa

mungkinkah hadirmu kan segera menjelma ???

Rindu … inilah yang kurasa

mengusik relung hati dan raga

dari balik tirai-tirai hujan yang basah

ku ingin tatap matamu segera

Remember November : Asyura (10 Muharram)

Sumber : http://ummulmiqdad.multiply.com/journal/item/46

DI HARI ASYURA, BERHENTI DAN MERENUNGLAH

Editor: Abu ‘Ali al-Sajjad

 

 

Tuhanku, hanya bagiMu segala puji yang berulang

Selamanya, dan tidak untuk siapa pun selain Engkau

Wahai Yang menumbuhkan bebunga wangi berkembang

Takkan rugi kapan pun orang yang mendoa dan berhadap kepada Engkau

 

A crecent moon can be seen over palm trees at ...

A crecent moon can be seen over palm trees at sunset in Manama, Bahrain, marking the beginning of the Muslim month of Ramadan. (Photo credit: Wikipedia)

Amma ba’du,

Sungguh, dialah al-Husain bin ‘Ali bin Abi Thalib –semoga limpahan rahmat dan ridha selalu terlimpah kepadanya dan kepada ayahnya-, cucu danraihanah jiwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia dan saudaranya adalah 2 penghulu kaum muda penghuni surga.

Ia datang bagai tetes air yang jernih…bagai sekuntum bunga yang mekar…bak sebatang pohon yang indah yang disirami dengan air ilmu dan ibadah. Dan seperti itulah keadaannya, hingga ia syahid pada hari itu dalam keadaan terzhalimi.

Duhai, kita sungguh berlepas diri kepada Allah dari siapa pun yang rela terhadap pembunuhannya; entah di zaman itu atau setelahnya hingga Hari Akhir!

Tapi…

Apakah puasa pada Hari Asyura adalah sebuah bid’ah yang diciptakan oleh Bani Umayyah, sebagai wujud kegembiraan mereka atas terbunuhnya al-Husain alaihissalam??!

Atau apakah ia adalah sesuatu yang telah disyariatkan sebelum kewajiban puasa Ramadhan, lalu kewajibannya dihapus (dinasakh) oleh puasa Ramadhan??

Apakah ia telah disyariatkan di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan hingga hari ini ia tetap disyariatkan??

Beruntung atau merugikah orang yang meninggalkannya??

Untuk menjawab itu semua, bacalah kalimat-kalimat berikut ini…

DALIL-DALIL DISYARIATKANNYA PUASA ASYURA

 

  1. Dari Abu al-Hasan alaihissalam, ia mengatakan:

صام رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم يوم عاشوراء

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada Hari Asyura.”

(Lih. Tahdzib al-Ahkam 4/29, al-Istibshar 2/134, Wasa’il al-Syi’ah 7/337, Jami’ Ahadits al-Syi’ah 9/475, al-Hada’iq al-Nadhirah 13/370-371, Shiyah Asyura hal. 112)

  1. Dari Ja’far, dari ayahnya alaihimassalam, bahwa ia berkata:

صيام يوم عاشوراء كفارة سنة

“Puasa pada Hari Asyura itu akan menghapuskan dosa setahun.”

(Lih. Tahdzib al-Ahkam 4/300, al-Istibshar 2/134, Jami’ Ahadits al-Syi’ah 9/475, al-Hada’iq al-Nadhirah 13/371, Wasa’il al-Syi’ah 7/337)

  1. Dari al-Shadiq rahimahullah, ia berkata:

من أمكنه صوم المحرم فإنه يعصم صاحبه من كل سيئة

“Barang siapa yang memungkinkan baginya berpuasa bulan Muharram, maka itu akan melindungi pelakunya dari segala kejahatan.”

(Lih. Wasa’il al-Syi’ah 7/347, al-Hada’iq al-Nadhirah 13/377, Jami’ Ahadits al-Syi’ah 9/474)

4. Muhammad bin Muslim bin Zurarah bin A’yun pernah bertanya kepada Abu Ja’far al-Baqir alaihissalam tentang Puasa Asyura, lalu ia menjawab:

كان صومه قبل شهر رمضان فلما نزل شهر رمضان ترك

Dahulu ia dilaksanakan sebelum bulan Ramadhan, namun ketika turun (kewajiban puasa) bulan Ramadhan, maka ia pun ditinggalkan (baca: tidak wajib lagi).”

Kemudian juga dinukilkan dari rujukan-rujukan di atas, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

إن أفضل الصلاة بعد صلاة الفريضة الصلاة في جوف الليل , وإن أفضل الصيام من بعد شهر رمضان صوم شهر الله الذي يدعونه المحرم

“Sesungguhnya shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat di tengah malam. Dan sungguh puasa terbaik setelah (puasa) bulan Ramadhan adalah puasa di bulan Allah yang mereka sebut (sebagai) Muharram.”

Jadi inilah perkataan para imam yang telah demikian jelas disebutkan dalam rujukan-rujukan utama Syiah. Sanadnya jelas, demikian pula para perawinya.

Inilah kitab-kitabnya, dan inilah ucapan serta para imam yang mulia itu.

Lalu masih adakah orang berakal yang akan mengatakan: bahwa Puasa Asyura itu adalah sebuah bid’ah dan kesesatan??!

Puasa Asyura adalah sunnah di setiap tahunnya.

“Dan sungguh telah ada dalam diri Rasulullah teladan yang baik bagi kalian.”(al-Ahzab: 21)

Mungkin ada yang akan berani mengatakan: “Sanad hadits ini mengandung‘illat (penyakit), hadits ini lemah!” Ini sama sekali tidak aneh. Karena ini adalah muslihat kuno dan jalan yang sesat.

Namun sebuah hati yang jujur dan tulus akan terus berjalan di alam raya ini…ia berjalan…penuh semangat…terus mencari kebenaran.

Hati yang beriman akan selalu merdeka dan terbebaskan. Ia tidak akan meninggalkan kebenaran meski teriakan-teriakan memenuhi pendengarannya…meski begitu banyak tekanan dan ancaman yang mengintainya…Itu semua sama sekali tidak bernilai apa-apa baginya. Karena ia selalu mencari kebenaran, melintasi ruang dan waktu.

 

UNGKAPAN-UNGKAPAN PARA IMAM AHLUL BAIT

TENTANG PAHALA PUASA ‘ASYURA

 

Wahai para pecinta Ahlul Bait!

Kini telah tiba saatnya bagimu untuk mulai meraba jalanmu, berlari menuju Allah, bersimpuh di hadapanNya, memohon pertolongan hanya padaNya, bersandar dan bertawakkal hanya padaNya, serta meminta padaNya dengan hati yang tunduk dan air mata yang menetes, agar Ia memperlihatkan kebenaran untukmu dan mengaruniakan kekuatan padamu untuk mengikutinya.

Mintalah agar Ia menunjukkan jalan yang lurus kepadamu; yaitu jalan orang-orang yang diberi nikmat, dan bukan jalan orang-orang yang sesat lagi dimurkai.

Carilah Sunnah Nabimu shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan perhatikanlah apa yang dikatakan oleh Imam kita, ‘Ali alaihissalam tentang Puasa Asyura yang menghapuskan dosa:

Dari ‘Ali alaihissalam, ia berkata:

صوموا يوم عاشوراء التاسع والعاشر احتياطاً، فإنه كفارة السنة التي قبله، وإن لم يعلم به أحدكم حتى يأكل فليتم صومه

“Berpuasalah kalian pada hari Asyura, (hari) ke 9 dan ke 10 untuk berjaga-jaga, karena ia akan menjadi penghapus dosa bagi tahun sebelumnya. Dan jika seorang dari kalian tidak mengetahuinya sampai ia makan, maka hendaklah ia menyempurnakan (melanjutkan) puasanya.” (Lih. Mustadrak al-Wasa’il 1/594, Jami’ Ahadits al-Syi’ah 9/475)

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata:

إذا رأيت هلال المحرم فاعدد، فإذا أصبحت من تاسعه فأصبح صائماً قلت ( أي الراوي):كذلك كان يصوم محمد صلى الله عليه وآله؟ قال: نعم

“Apabila engkau melihat hilal bulan Muharram, maka bersiaplah (berhitunglah). Maka bila engkau telah tiba di pagi hari kesembilannya, maka masukilah pagi itu dalam keadaan berpuasa. Saya (perawi) bertanya: ‘Seperti itukah dahulu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa?’ Ia menjawab: ‘Iya’.” (Lih. Iqbal al-A’mal hal. 554, Wasa’il al-Syi’ah 7/347,Mustadrak al-Wasa’il 1/594, Jami’ Ahadits al-Syi’ah 9/475)

Perhatikanlah bahwa riwayat-riwayat Puasa Asyura justru datang dari jalur-jalur sanad yang mu’tabar (dipercaya) di kalangan Syiah. Sementara riwayat-riwayat yang menyebutkan pelarangannya justru datang melalui jalur sanad yang lemah. Dan hal ini telah diakui oleh Syekh al-Haj al-Sayyid Muhammad Ridha al-Husainy al-Hairy dalam bukunya, Najat al-Ummah fi Iqamah al-‘Aza’ ‘ala al-Husain wa al-Aimmah (Cetakan Qum, Iran, 1413 H, hal, 145-146, 148)

Hadits-hadits Syiah yang menjelaskan bahwa Puasa Asyura terlarang karena “Ibnu Mirjanah, Alu Ziyad dan orang-orang Syam” berpuasa di hari itu untuk mengungkapkan kegembiraan mereka atas kematian al-Husainalaihissalam jelas merupakan riwayat-riwayat yang harus dikritisi.

Riwayat-riwayat ini bertentang dengan dalil-dalil naqli dan argumentasi rasional.

Secara naqli, jelas sekali ia bertentangan dengan riwayat-riwayat shahih dari para imam Ahlul Bait yang disebutkan di atas.

Secara rasional, pensyariatan Puasa Asyura terjadi jauh sebelum terbunuhnya al-Husain alaihissalam.

Itulah sebabnya, al-Muhaqqiq Syekh Muhammad Ja’far Syams al-Din mengatakan dalam Hasyiyah-nya setelah menyebutkan hadits yang diriwayatkan ‘Abd al-Malik saat ia bertanya kepada Abu ‘Abdillahalaihissalam tentang Asyura: “Hadits ini dhaif menurut pandangan yang masyhur.”

 

MERENUNGLAH SEJENAK! BERPIKIRLAH SEBENTAR!

Saudaraku…

Apakah setelah semua penjelasan ini: engkau masih lebih mengedepankan perkataan manusia atau perkataan Sayyid (pemimpin) mereka, Muhammadshallallahu ‘alaihi wa sallam?

Siapa pun yang menginginkan surga, maka ia tidak akan mengikuti apapun selain kebenaran, meskipun ia harus menyelisihi seluruh manusia di bumi ini!

‘Menghidupkan’ Hari Kematian al-Husain alaihissalam?

Seharusnya Kita Juga ‘Menghidupkan’ Hari Kematian Sosok yang Lebih Mulia Darinya!

Sesungguhnya kematian al-Husain alaihissalam adalah musibah. Bahkan musibah yang teramat besar. Tapi lebih daripada itu adalah kematian Imam ‘Ali alaihissalam. Bahkan yang lebih lagi daripada itu adalah kematian Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam!

Tetapi…

Mengapa kita tidak ‘menghidupkan’ hari kematian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam? Bukankah itu lebih besar dan berat dari terbunuhnya al-Husainalaihissalam?

Mengapa al-Hasan dan al-Husain tidak melakukan perayaan duka tahunan atas kematian ayahanda mereka, Imam Ali alaihissalam?

Bukankah beliau lebih baik dari al-Hasan dan al-Husain??

Tidakkah ini menggelitik nalar dan nuranimu untuk segera menyadari bagaimana jerat sorban-sorban hitam itu memintal bid’ah dan kesesatan di kepalamu??

 

Apa yang Seharusnya Engkau Lakukan Saat Ditimpa Musibah?

Menjadi kewajiban seorang muslim saat mendapatkan musibah untuk mengatakan dan melakukan apa yang dikatakan Allah dalam FirmanNya:

“Orang-orang yang apabila mereka ditimpa musibah, mereka berkata: ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un’ Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kami hanya kepadaNya akan kembali.’” (al-Baqarah: 156)

Lalu Imam Ali alaihissalam mengatakan:

من ضرب فخذه عند مصيبة فقد حبط عمله

“Barang siapa yang memukul-mukul pahanya ketika ditimpa musibah, maka sungguh telah terputus amalnya.” (Lih. Nahj al-Balaghah 4/34)

Ja’far al-Shadiq alaihissalam juga mengatakan:

من ضرب يده على فخذه عند المصيبة فقد حبط أجره

“Barang siapa yang memukul-mukulkan tangannya ke pahanya saat (mendapatkan) musibah, maka sungguh telah putus pahalanya.” (Lih.Wasa’il al-Syi’ah 7/347, al-Hada’iq al-Nadhirah 13/377, Jami’ Ahadits al-Syi’ah 9/474)

Lalu bagaimana dengan orang-orang yang melakukan lebih dari itu semua saat ‘merayakan’ Hari Asyura?

Bagaimana dengan mereka yang meraung-raung kesetanan saat itu?

Apakah semua itu adalah ajaran para Imam Ahlul Bait?

Demi Allah, berikanlah satu dalil saja untuk membuktikan jika perayaan dan ratapan itu adalah sunnah para Imam Ahlul Bait!

 

Sikap Seorang Mukmin atas Terbunuhnya

 Imam al-Husain alaihissalam

Ingatlah selalu bahwa Imam al-Husain –semoga Allah selalu meridhai dan merahmatinya- adalah seorang syahid, dan bahwa musibah kematian yang menimpanya adalah sesuatu yang telah ditakdirkan dan ditulis oleh AllahTa’ala.

Ingatlah pula bahwa semua ratapan dan apapun yang kau lakukan atas kematiannya sama sekali tidak akan mengubah apa pun yang telah ditakdirkanNya.

Kesyahidannya telah berlalu ratusan tahun yang lalu, sehingga kemarahanmu tidak akan mengubah apa pun.

Jadi yang harus engkau lakukan sekarang adalah bersabar dan menyerahkan semuanya kepada Sang Penciptanya.

Diriwayatkan dari Yahya bin Khalid:

Ada seorang pria datang menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bertanya: “Apakah yang dapat memutuskan pahala saat musibah?” Maka beliau pun menjawab:

تصفيق الرجل يمينه على شماله , والصبر عند الصدمة الأولى , من رضي فله الرضا , ومن سخط فله السخط

“Tepukan tangan kanan seseorang ke tangan kirinya. Dan kesabaran itu (terbukti) ketika hantaman/timpaan (musibah) pertama kali. Maka barang siapa yang ridha, maka baginya keridhaan (Allah). Namun siapa yang marah (kecewa), maka baginya kemurkaan (Allah).” 

Beliau juga bersabda:

أنا بريء ممن حلق و صلق ورفع صوته

“Aku berlepas diri dari orang yang mencukur rambut dan bulunya serta mengeraskan suaranya (saat musibah-pent).” (Lih. Jami’ Ahadits al-Syi’ah3/489, Mustadrak al-Wasa’il 1/144)

Dalam keterangan lain, disebutkan dari Imam Ali alaihissalam:

ثلاث من أعمال الجاهلية لا يزال فيها الناس حتى تقوم الساعة: الاستسقاء بالنجوم، والطعن في الأنساب، والنياحة على الموتى

“Ada tiga yang termasuk amalan-amalan Jahiliyah yang masih selalu dilakukan manusia hingga Hari Kiamat terjadi: meminta hujan kepada bintang-bintang, mencela/melontarkan tuduhan pada nasab orang lain dan meratapi orang-orang yang telah meninggal dunia.” (Lih. Bihar al-Anwar82/101), Mustadrak al-Wasa’il 1/134-144, Jami’ Ahadits al-Syi’ah 3/488)

Demikianlah…

Semoga engkau sadar bahwa mereka hanya memperbodohkanmu atas nama Ahlul Bait…Mereka bukanlah pengikut Ahlul Bait…Jika tidak percaya, tanyakanlah kepada mereka: dari mana mereka tahu bahwa ajaran yang mereka perintahkan padamu benar-benar terbukti dari Ahlul Bait?

Semoga Allah mengumpulkan kita semua bersama Rasulullah, para Ahlul Bait dan para pecintanya di dalam Surga.

Sumber : http://www.4shared.com/office/j2_YT6g_/EBOOK-RENUNGAN_ASYURA.html

(Sumber-sumber hadits diambil dari kitab-kitab hadits Syiah yang diakui di kalangan Syiah sendiri..)

what did u get

Own Photograph

Own Photograph (Photo credit: Wikipedia)

what did you get from our injustice that glorifies shahada. Pride and glory???

oh, it is an irony that a nation which he said was great and modern but mindless

gunpowder and bullets while you lean into our head and chest, do not you think we were scared and ran

Live Honorably or martyrdom is a fixed price for our

even your whole world could not change that

and we know, you’re really scared and want to remove us from the world

but, God is always with us, always with every step and our struggle. It is clear, so close and real Allah help us, even you realizing it.

hence our patient, we believe, and we … will not give up

apa yang kau peroleh dari kezaliman pada kami yang mengagungkan syahadat. Kebanggaan dan kemuliaan ???

oh, sungguh sebuah ironi bahwa sebuah bangsa yang katanya hebat dan modern tapi tak berperi

meski mesiu dan peluru kau condongkan ke kepala dan dada kami, jangan kau anggap kami takut dan lari

hidup mulia atau mati syahid adalah sebuah harga mati bagi kami

bahkan seluruh duniamu pun tak bisa mengubah itu

dan kami tahu, kamu sungguh ketakutan dan ingin menghapus kami dari dunia

tapi, Allah selalu bersama kami, selalu menyertai setiap langkah dan perjuangan kami. Sungguh jelas, sangat dekat dan nyata pertolongan Allah pada kami, bahkan kau pun menyadari itu.

karenanya kami sabar, kami yakin, dan kami … tidak akan menyerah

Harus bisa

Ntah kenapa beberapa hari ini berasa lemes dan agak2 down, galau setingkat dewa fuuuuu … seperti langit yang beberapa hari ini juga gak jelas mood nya, bentar-bentar mendung bentar-bentar cerah, eh sekejap hujan turun dan seketika kembali cerah. Hmmm suasana langit dan hati sama gak jelasnya.

Beach

Beach (Photo credit: adthely)

Maunya apa … Ntah-lah.

Apa karena kemarin chelsea kalah atau karena pembayaran dari shipper pada mundur sementara banyak tagihan yang harus dilunasi atau karena truck yang harus ganti ban lagi ??? Hmmm … bisa jadi juga sih.

Suasana hati memang susah ditebak. Tapi yang jelas aku gak suka ini dan gak ingin berlama-lama terkurung di zona abu-abu seperti ini. Aku ingin bebas. Lepas.

Masa mau kalah sih sama suasana langit pagi ini. Cerah bercahaya.

Ok Ok Ok

Harus bisa !!!

Semangat, Yes !!!

Kelak, di kelelahan mentalmu, kau akan sibuk mengutuk hari……, sementara kebahagiaan mu di hari kemarin abai kau pelihara.

will be

English: Covering the Gaza girl killed by Isra...

English: Covering the Gaza girl killed by Israeli forces in the Israeli assault on Gaza Strip 08-09. Day 14 of the assault. (Photo credit: Wikipedia)

Apa salah mereka

bocah-bocah polos sungguh tak berdosa

tapi, mereka meregang nyawa

oh, di mana perdamaian yang diagungkan dunia ???

entahlah

sungguh aku tak tahu rahasia di balik tembok kokoh Gedung Putih

tapi ku harap ada hati-hati putih meski tak bersayap tapi bersih

dan tak pilih kasih

yang simpati dan berempati

menentang segala tindak keji tak berperi

hingga akhirnya kita bisa berkata ” finally free” !!!

oh  will be …