Pagi yang mendung ini ku awali dengan secangkir kopi dan 2 potong brownies ditambah seiris pisang goreng hangat buatan ibu. Efek kafein dari secangkir kopi panas kurasa cukuplah untuk menghangatkan semangat dan menghalau kantuk yang kadang menyerang di saat yang tidak tepat. Pagi ini, aktifitas luar ku awali dengan kunjungan ke Bank Mandiri. Ada setoran kliring yang harus dijalankan pagi ini, sekalian cetak buku tabungan dan mengambil buku cek baru. Hari Kamis, hampir seminggu yang lalu aku mengajukan permintaan buku cek 25 yang baru, dan semestinya sehari setelahnya sudah bisa diambil, tapi karena aktifitas yang cukup padat jadi baru hari inilah aku bisa. Sejak perusahaan EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut) tempat aku belajar mandiri pindah rumah ke lokasi yang boleh dibilang tak searah dengan Bank Mandiri Cabang tempat aku membuka Rekening Giro, aku mengalihkan transaksi tunaiku ke cabang terdekat dari Kantor. Kecuali untuk hal-hal tertentu yang memang mengharuskan untuk diproses di cabang asal seperti urusan giro ini, mau tidak mau aku harus ke kantor cabang yang dimaksud. Repot, mungkin iya tapi mungkin aku sudah terbiasa dengan ritme dan rutinitas ini, sebagai orang yang diamanahi tanggung jawab untuk urusan finansial ekspedisi yang telah aku perjuangkan bersama sahabat-sahabatku yang luar biasa.
Sebenarnya, untuk urusan bank dan keuangan aku juga memulai dari kata “belum tahu” kemudian dalam perjalanan suksesku terus berproses sampai sekarang. Saat berstatus mahasiswa, aku kadang merasa agak minder juga pada teman-teman kuliah yang bisa dengan mudah menggunakan kartu mahasiswa mereka yang memang dwifungsi juga sebagai kartu ATM. Tangan-tangan mereka lincah memasukkan kartu ke mesin ATM untuk mengeluarkan selembar atau lebih uang kiriman dari orang tua atau sekedar transfer ke rekening lain. Saat menemani salah seorang di antara mereka aku sangat teliti memperhatikan tangan mereka menggerakkan kartu, menatap monitor mesin yang menampilkan banyak perintah saat kartu telah dimasukkan. Aku merasa sangat norak dan kampungan meski aku juga tak ingin bertanya karena takut dibilang kampungan atau apalah, secara aku tinggalnya di kota dan mereka sebagiannya berasal dari desa, tapi untuk urusan menggunakan fasilitas bank mereka lebih beruntung dan ahli. Sungguh gaptek oh gaptek diriku, bahkan aku punya cerita yang cukup memalukan yang sampai sekarang masih ku simpan rapi untuk diriku sendiri. Jadi ceritanya dua minggu setelah aku akhirnya memutuskan untuk membuka rekening di sebuah bank milik pemerintah, untuk menyimpan penghasilan pertamaku di sela-sela padatnya aktifitas perkuliahan dan kegiatan kemahasiswaan yang aku tekuni. Aku mendatangi sebuah ATM untuk mencoba bertransaksi sendiri seperti yang biasa dilakukan oleh teman-temanku dulu, namun saat akan memasukkan kartu ATM-ku aku bingung sendiri dibuatnya karena aku bahkan tak tahu bahagian mana yang harus lebih dahulu aku masukkan. Betapa malu dan bodohnya diriku ini, dan setelah akhirnya aku berhasil memasukkan kartu berkat bantuan si buku panduan dan melaksanakan beberapa perintah yang diinstruksikan, aku harus merelakan kartuku tertelan mesin ATM karena tak lincah mengikuti instruksi. Dan kurasa itulah pengalaman terbodohku bersama ATM yang untuk beberapa waktu membuatku sebisa mungkin menghindari ATM. Namun, seiring perjalanan waktu semakin ke sini justru aku merasa sebagian aktifitasku adalah interaksi dengan dunia perbankan termasuk ATM itu sendiri.
Pada awalnya, untuk jasa pelayanan bank aku menggunakan jasa Bank Milik Pemerintah, namun sejak bergelut di dunia EMKL ini aku memilih menggunakan jasa bank swasta. Langkah awalku ke bank swasta adalah dengan membuka Rekening Tabungan Bisnis di Bank yang Terdepan dan Terpercaya, yaitu Bank Mandiri. Ini dikarenakan fasilitas dan layanan yang memberi kemudahan lebih dalam proses transaksi dengan pelayaran dan sebagian besar pelanggan yang menggunakan jasa ekspedisi kami adalah nasabah di Bank-Bank Swasta. Dua, tiga sampai lima kali dalam seminggu aku mendatangi Bank untuk penarikan atau penyetoran ataupun sekedar untuk mencetak buku untuk mengontrol dan melihat setiap aktifitas transaksi yang masuk dan keluar, apalagi sejak fasilitas histori transaksi di Internet Banking Mandiri ditiadakan jadinya aku semakin aktif bersilaturrahmi ke Bank Mandiri terdekat. Meski kemudian aku bisa medapatinya di bilik Mutasi Rekening, namun ibarat sebaris ungkapan kata yang sangat akrab di lidah dan telinga “ala bisa karena biasa”, aku sudah terlanjur berada di zona nyaman di bilik Histori Transaksi 🙂
Namun, jika hanya sekedar untuk bertransaksi non finansial aku sangat berterima kasih atas bantuan internet banking dan mobile banking. Transaksi apapun, entah itu transfer, pembayaran tagihan listrik, tagihan telepon, pembelian pulsa, pembelian tiket atau sekedar cek saldo, dua fasilitas ini bisa diandalkan. Selain itu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan dengan mudah dan tanpa membutuhkan agunan, fasilitas kredit Mandiri KTA bisa diandalkan. Untuk pembelian rumah tinggal/apartemen/ruko/rukan baik melalui developer maupun penjual perorangan, Mandiri KPR bisa memberikan fasilitas pinjaman. Selain itu dengan Tabungan Rencana Mandiri setoran bulanan bisa ditentukan sendiri sampai jatuh tempo, karena selain suku bunga tabungan yang tinggi juga tabungan kita sudah diasuransikan. Fasilitas lain yang Bank Mandiri berikan untuk para nasabahnya adalah Mandiri Kartu Kredit yang menawarkan diskon dan cicilan yang cukup menggiurkan. Jadi, seiring berkembang pesatnya dunia teknologi, dunia perbankan terkhusus Bank Mandiri pun semakin canggih dengan beragammnya fasilitas yang ditawarkan yang tak lagi hanya Mandiri Tabungan dan kartu debit semata.
Untuk melihat betapa Bank terkhusus Bank Mandiri semakin memanjakan nasabahnya terlihat pada video berikut :
Nah, mau dimanjakan juga ??? Tunggu apalagi, ke Bank Mandiri saja !!!
Inilah jalan yang digariskan-Nya untukku. Aku yang dahulu merasa tak percaya diri karena sangat miskin ilmu dan aplikasi meski itu untuk menggunakan kartu ATM sekalipun, kini bisa dengan mudah melakukannya. Ala bisa karena biasa. Puji syukurku tak berhingga atas segalanya.
Hidup adalah sebuah perjalanan. Aku berjalan meniti jalan suksesku bersama ekpedisi kini memasuki tahun ketiga. Meniti perjalanan sukses memang tak semulus jalan tol. Seperti sebait kalimat penyemangat Bapak Agus Syafii yang tersemat rapi di dalam buku catatanku :
“ Sahabatku, di dunia ini selalu ada orang yang melempar batu di tengah perjalanan hidupmu, yang membuat hidupmu perih terluka. Namun apa yang hendak kamu lakukan terhadap batu-batu itu ? Membangun dinding derita atau jembatan menuju kebahagiaan ? “
Aku selalu suka dengan kalimat-kalimat ini. Aku menemukannya di saat yang tepat, dan kemudian mencoba mengaplikasikannya di dunia nyata. Selain itu, seseorang yang sangat bijak juga pernah berkata kepadaku “ yakinlah, selama kamu bekerja dengan cara yang benar, kamu pun akan dipertemukan dan bersinergi dengan orang-orang yang benar pula”. Sungguh aku sangat berterima kasih padamu wahai seseorang, aku selalu suka dan selalu mengingat setiap aksara dalam kalimatmu itu. Batu dan kerikil kemarin, hari ini dan yang mungkin kelak akan ku temui di perjalanan akan aku kumpulkan untuk membangun jembatan suksesku. Setiap tetes keringat para buruh serta dukungan dan semangat dari rekan-rekan dan keluarga adalah sumber kekuatanku untuk terus berjalan. Perjalanan mungkin masih panjang. Aku belum melihat di mana dermaga tempat aku kelak menambatkan kapalku, tapi aku optimis kalau suatu hari aku pun bisa tersenyum dan berkata : “Hei, sepertinya aku melihat cahaya mercusuar di sana”. Saat itu, aku tahu di mana dermaga tempat aku menambatkan kapalku. Seperti kata seseorang yang ku temukan kalimatnya di sebuah buku penuh motivasi yang pernah menemani waktu senggangku, bahwa Sukses adalah sebuah perjalanan, kita tidak akan tahu ujung perjalanan jika tak memulai berjalan.
Salam sukses.
ga perlu malu bertanya sama satpam…. cara masukin kartu atm he he 😀
hahahaaa mestinya, sayangnya P’ Satpam g tampak saat itu 😀
Apa seng anne ??
hhehehee … share ki nah jga
http://blogkontes.mandirisaja.com/syarat-dan-ketentuan
sya juga mau Mandiri deh 🙂
Terdepan, Terpercaya, Tumbuh Bersama Anda … Yup Mandiri saja !!!
Ping balik: Langkah Sukses Bersama Bank Mandiri | analekta and me
Ping balik: kotak 2013 | analekta and me
Kebetulan sy blm pernah menabung di Bank Mandiri,,, apa ada keunggulannya di Banding dengan Bank Syariah Mandiri. Thanks
setahuku klo BSM itu adalah salah satu pengembangan layanan dari Bank Mandiri dari konvensional ke syari’ah, seperti Bank-Bank lainnya juga. Tapi untuk lebih jelasnya ada baiknya mendatangi cabang terdekat untuk konsultasi dengan CS-nya, salnya pengetahuan sya ttg ini jg terbatas 🙂
Maju terus semoga menang dan salam sukses!! (งˆ▽ˆ)ง
Mampir juga ke Blog ku ya..
tingkyu … sama2 sukses ya ^^
sip