Bersama siang yang cerah dan merahnya kelopak bougenvilla di sudut taman.
Sekedar mencuri-dengar suara kristina dari balik tembok, rumah tetangga
“jatuh-bangun”
Mencoba mencerna kata demi kata :
“jatuh bangun aku mengejarmu, namun dirimu tak mau mengerti
ku bawakan segenggam cinta namun kau meminta diriku membawakan bulan ke pangkuanmu
… “
aduh galau benar jatuhnya, jadi ingat kata seorang teman di blognya :
Sampai saat ini masih sangat yakin, dimana-mana yang namanya jatuh pasti sakit, termasuk jatuh hati padamu….
Tidak, aku tidak ingin jatuh berkali-kali, mengapa harus jatuh? Aku ingin membangun!
…
Hmmm, boleh juga …
tapi, apapun itu kembali ke masing-masing pemilik hati. Jatuh hati atau membangun hati, biarlah hati memilihnya.
special thanks buat : Nuraesa Nufus Faurani … kalimatnya bagus 🙂