Alhamdulillah, diberi kesempatan memenuhi panggilan-Nya ke Tanah Haram dan tempat-tempat yang penuh jejak-jejak suci lainnya.
“Assalam ‘alaikum, …
Udara panas menyambut, namun semangat di dada pun tak kalah panasnya.
Saya, bersama 18 orang jama’ah lainnya tiba di Kota Madinah, tepat saat adzan ke dua berkumandang. Bergetar hati ini saat ust. pendamping menyampaikan pengantar singkat sesaat sebelum memasuki kota Nabi. Ya Allah, sungguh saya hanya bisa menangis haru benar-benar tak pernah membayangkan akan berada sedekat ini dengan sumber peradaban Islam, tempat yang sebelumnya saya tahu hanya melaui buku dan televisi, tempat yang sangat dicita-citakan oleh ummat Islam di dunia. Subhanallah, Maha Suci Allah atas perjalanan suci ini, nikmat – karunia – kado terindah-ku. Siapalah kami ini, tergolong orang mampu ? masih banyak lebih mampu dari kami, tergolong manusia-manusia suci ? … bahkan kami malu dengan dosa-dosa kami. Tapi Allah memanggil kami, dan kami datang memenuhi panggilan suci-Nya.
Bergegas kami menyimpan barang, berwudlu dan menyambut seruan-Nya berbondong-bondong dengan ribuan wajah dari penjuru dunia, menghadapkan wajah kami, tunduk bersujud di lantai Masjid Nabawi. Sholat Subuh berjama’ah yang akan ku rekat erat di memoriku. Yup, mulai dari sini. Bismillah, memperbaiki niat.
Jarak hotel yang dekat dengan Masjid Nabawi, adalah salah satu hal yang sangat kami syukuri, hotel pertama dari pintu no. 7. Yup, pintu no. 7 itu yang harus kami ingat biar tidak hilang atau kesasar, karena setiap pintu ada nomornya dan jumlahnya banyak, bentukannya pun sama, jadi klo gak ingat nomor pintunya benar-benar bisa nyasar kita, tapi Alhamdulillah Allah memberi kemudahan.
Slideshow ini membutuhkan JavaScript.
Satu tempat di dalam Masjid Nabawi yang Alhamdulillah bisa kami datangi pun adalah satu kesyukuran terbesar, Raudhah, sebidang taman shurga berkarpet hijau dalam Masjid Nabawi. Salah satu tempat mustajabnya doa-doa, di mana para jama’ah berebut untuk bisa sholat dan berdoa di tempat ini. Meskipun ada beberapa petugas yang mengatur agar para jama’ah bisa tertib, namun tetap saja mereka kewalahan mengatur para jama’ah yang watak dan karakternya beda-beda. Khusus untuk jama’ah perempuan, waktu yang diberi sangat singkat, 2 jam di pagi hari yaitu dari pukul 7 – 9 pagi dan di malam hari pun demikian. Selain ke Raudhah, di Madinah pun kami mengunjungi kebun kurma dan Masjid Quba. Sedianya kami ingin mengunjungi museum Al-Qur’an, namun persetujuan kunjungan baru kami peroleh saat kami sudah berada di Mekkah. Insyaa Allah, Allah masih memberi waktu dan izinnya kami ke kembali dan benar-benar bisa mengunjungi Museum Al-Qur’an. Aamiin.
اَللهُمَّ هذَاحَرَمُكَ وَأَمْنُكَ فَحَرِّمْ لَحْمِىْ وَدَمِىْ وَشَعْرِىْ وَبَشَرِىْ عَلَى النَّارِ وَاَمِنِّىْ مِنْ عَذَابِكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ وَاجْعَلْنِيْ مِنْ أَوْلِيَائِكَ وَأَهْلِ طَاعَتِكَ
Ya Allah, kota ini adalah Tanah Haram-Mu dan tempat yang aman-Mu, maka hindarkanlah daging, darang, rambut dan kulitku dari neraka. Dan selamatkanlah diriku dari siksa-Mu pada hari Engkau membangkitkan kembali hamba-Mu, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yanag selalu dekat dan taat kepada-Mu.
3 hari berlalu Alhamdulillah, kami pun beranjak dari Madinah menuju Mekkah. Seperti yang ust. pendamping sampaikan bahwa sejatinya inilah inti dari perjalanan suci kami, yaitu untuk ber-Umrah, melaksanakan rangkaian-rangkaian Umrah yang dimulai dari mengambil miqat di Bir Ali – sholat sunnat 2 raka’at dilanjutkan dengan membaca niat … “labbaikallahumma ‘umratan” – kemudian melanjutkan perjalanan menuju Mekkah selama kurang lebih 6 jam. Sholat sunnat yang kami lakukan hanya tahiyatul masjid, karena kami sudah melaksanakan sholat dhuhur terlebih dahulu di Masjid Nabawi.
Alhamdulillah, perjalanan kami dimudahkan, dan tibalah kami di kota Suci Mekkah Al Mukarromah. Bahagia dan haru menyatu …
“Assalam ‘alaikum Tanah Haram, …
[insyaallah akan di lanjutkan ya… ]
Menyukai ini:
Suka Memuat...