Contoh Surat : fasilitasi pertemuan dua pihak yang bersengketa

Berikut adalah contoh surat ke Kepala Desa untuk memfasilitasi dua pihak yang bersengketa dalam hal kepemilikan tanah :

KOP SURAT

Nomor             : xxx/xxx/xxxx

Lampiran         : 1 (satu) berkas

 

Kepada Yth :

Bapak Kepala Desa Timbuseng

Kecamatan Patallassang Kabupaten Gowa

 

Di_ Tempat

 

Assalamu alaikum wa rohmatullah wa barokatuh

Dengan Hormat,

  • Berdasarkan dengan Sertifikat yang dimiliki Perumahan Patallassang Mas dengan Luas 2.6 Ha dan Berdasarkan Surat Somasi yang kami tembuskan
  • Berdasarkan bukti-bukti yang kami miliki, ada perbedaan mendasar letak sertifikat tersebut dengan lokasi kami
  • Dengan demikian mohon kiranya Bapak Kepala Desa Timbuseng bisa memfasilitasi pertemuan kedua belah pihak (PT. Pakkatto Properti Sejahtera dan Perumahan Patallassang Mas), agar masalah tersebut dapat diselesaikan dengan cara yang bijaksana.

 

Demikian  penyampaian kami, atas perhatiannya kami haturkan terima kasih.

 

Sungguminasa, 29 Juni 2019

Pakkatto Properti Sejahtera

                                                                                                Direktur Utama

Andi Idris A.M.A.Idjo

 

Tembusan :

  1. Camat Patallassang
  2. Arsip

Langkah Sukses Bersama Bank Mandiri

Pagi yang mendung ini ku awali dengan secangkir kopi dan 2 potong brownies ditambah seiris pisang goreng hangat buatan ibu. Efek kafein dari secangkir kopi panas kurasa cukuplah untuk menghangatkan semangat dan menghalau kantuk yang kadang menyerang di saat yang tidak tepat. Pagi ini, aktifitas luar ku awali dengan kunjungan ke Bank Mandiri. Ada setoran kliring yang harus dijalankan pagi ini, sekalian cetak buku tabungan dan mengambil buku cek baru. Hari Kamis, hampir seminggu yang lalu aku mengajukan permintaan buku cek 25 yang baru, dan semestinya sehari setelahnya sudah bisa diambil, tapi karena aktifitas yang cukup padat jadi baru hari inilah aku bisa. Sejak perusahaan EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut) tempat aku belajar mandiri pindah rumah ke lokasi yang boleh dibilang tak searah dengan Bank Mandiri Cabang tempat aku membuka Rekening Giro, aku mengalihkan transaksi tunaiku ke cabang terdekat dari Kantor. Kecuali untuk hal-hal tertentu yang memang mengharuskan untuk diproses di cabang asal seperti urusan giro ini, mau tidak mau aku harus ke kantor cabang yang dimaksud. Repot, mungkin iya tapi mungkin aku sudah terbiasa dengan ritme dan rutinitas ini, sebagai orang yang diamanahi tanggung jawab untuk urusan finansial ekspedisi yang telah aku perjuangkan bersama sahabat-sahabatku yang luar biasa.

Sebenarnya, untuk urusan bank dan keuangan aku juga memulai dari kata “belum tahu” kemudian dalam perjalanan suksesku terus berproses sampai sekarang. Saat berstatus mahasiswa, aku kadang merasa agak minder juga pada teman-teman kuliah yang bisa dengan mudah menggunakan kartu mahasiswa mereka yang memang dwifungsi juga sebagai kartu ATM. Tangan-tangan mereka lincah memasukkan kartu ke mesin ATM untuk mengeluarkan selembar atau lebih uang kiriman dari orang tua atau sekedar transfer ke rekening lain. Saat menemani salah seorang di antara mereka aku sangat teliti memperhatikan tangan mereka menggerakkan kartu, menatap monitor mesin yang menampilkan banyak perintah saat kartu telah dimasukkan. Aku merasa sangat norak dan kampungan meski aku juga tak ingin bertanya karena takut dibilang kampungan atau apalah, secara aku tinggalnya di kota dan mereka sebagiannya berasal dari desa, tapi untuk urusan menggunakan fasilitas bank mereka lebih beruntung dan ahli. Sungguh gaptek oh gaptek diriku, bahkan aku punya cerita yang cukup memalukan yang sampai sekarang masih ku simpan rapi untuk diriku sendiri. Jadi ceritanya dua minggu setelah aku akhirnya memutuskan untuk membuka rekening di sebuah bank milik pemerintah, untuk menyimpan penghasilan pertamaku di sela-sela padatnya aktifitas perkuliahan dan kegiatan kemahasiswaan yang aku tekuni. Aku mendatangi sebuah ATM untuk mencoba bertransaksi sendiri seperti yang biasa dilakukan oleh teman-temanku dulu, namun saat akan memasukkan kartu ATM-ku aku bingung sendiri dibuatnya karena aku bahkan tak tahu bahagian mana yang harus lebih dahulu aku masukkan. Betapa malu dan bodohnya diriku ini, dan setelah akhirnya aku berhasil memasukkan kartu berkat bantuan si buku panduan dan melaksanakan beberapa perintah yang diinstruksikan, aku harus merelakan kartuku tertelan mesin ATM karena tak lincah mengikuti instruksi. Dan kurasa itulah pengalaman terbodohku bersama ATM yang untuk beberapa waktu membuatku sebisa mungkin menghindari ATM. Namun, seiring perjalanan waktu semakin ke sini justru aku merasa sebagian aktifitasku adalah interaksi dengan dunia perbankan termasuk ATM itu sendiri.

Pada awalnya, untuk jasa pelayanan bank aku menggunakan jasa Bank Milik Pemerintah, namun sejak bergelut di dunia EMKL ini aku memilih menggunakan jasa bank swasta. Langkah awalku ke bank swasta adalah dengan membuka Rekening Tabungan Bisnis di Bank yang Terdepan dan Terpercaya, yaitu Bank Mandiri. Ini dikarenakan fasilitas dan layanan yang memberi kemudahan lebih dalam proses transaksi dengan pelayaran dan sebagian besar pelanggan yang menggunakan jasa ekspedisi kami adalah nasabah di Bank-Bank Swasta. Dua, tiga sampai lima kali dalam seminggu aku mendatangi Bank untuk penarikan atau penyetoran ataupun sekedar untuk mencetak buku untuk mengontrol dan melihat setiap aktifitas transaksi yang masuk dan keluar, apalagi sejak fasilitas histori transaksi di Internet Banking Mandiri ditiadakan jadinya aku semakin aktif bersilaturrahmi ke Bank Mandiri terdekat. Meski kemudian aku bisa medapatinya di bilik Mutasi Rekening, namun ibarat  sebaris ungkapan kata yang sangat akrab di lidah dan telinga “ala bisa karena biasa”, aku sudah terlanjur berada di zona nyaman di bilik Histori Transaksi 🙂

Namun, jika hanya sekedar untuk bertransaksi non finansial aku sangat berterima kasih atas bantuan internet banking dan mobile banking. Transaksi apapun, entah itu transfer, pembayaran tagihan listrik, tagihan telepon, pembelian pulsa, pembelian tiket atau sekedar cek saldo, dua fasilitas ini bisa diandalkan. Selain itu, untuk  memenuhi berbagai kebutuhan  dengan mudah dan tanpa membutuhkan agunan, fasilitas kredit Mandiri KTA bisa diandalkan. Untuk pembelian rumah tinggal/apartemen/ruko/rukan baik melalui developer maupun penjual perorangan, Mandiri KPR bisa memberikan fasilitas pinjaman. Selain itu dengan Tabungan Rencana Mandiri setoran bulanan bisa ditentukan sendiri sampai jatuh tempo, karena selain suku bunga tabungan yang tinggi juga tabungan kita sudah diasuransikan. Fasilitas lain yang Bank Mandiri berikan untuk para nasabahnya adalah Mandiri Kartu Kredit yang menawarkan diskon dan cicilan yang cukup menggiurkan. Jadi, seiring berkembang pesatnya dunia teknologi, dunia perbankan terkhusus Bank Mandiri pun semakin canggih dengan beragammnya fasilitas yang ditawarkan yang tak lagi hanya Mandiri Tabungan dan kartu debit semata.

Untuk melihat betapa Bank terkhusus Bank Mandiri semakin memanjakan nasabahnya   terlihat pada video berikut :

Baca lebih lanjut