Seorang nenek tua berjalan lambat membawa tubuh bungkuknya menyusuri jalan setapak. Berjalan menuju sebuah gudang rumput laut yang tak jauh dari rumahnya. Nenek Ardi, demikian orang-orang memanggilnya. Di usia yang semakin senja dia masih harus bekerja agar api di dapur rumahnya bisa tetap mengepul. Nenek Ardi adalah satu dari puluhan karyawan perempuan di gudang rumput laut tersebut. Dan Nenek Ardi adalah satu dari lima karyawan berusia lanjut yang mendapat perlakuan istimewa dari pemilik gudang. Pekerjaan khusus dengan penghasilan yang sama dengan karyawan lainnya.
Nenek Ardi bersama 4 orang lainnya mendapat tugas membuka terpal, membersihkan rumput laut dari kerang-kerang atau sekedar melipat karung. Sementara karyawan perempuan lainnya menjemur, mengepres rumput yang sudah kering dan menjahit karung. Mengangkat dan menimbang dilakukan oleh karyawan laki-laki.
Akhir-akhir ini tidak banyak rumput laut yang masuk ke gudang. Itu artinya tak banyak hasil yang bisa Nenek Ardi bawa pulang. Rumput kering yang masuk beberapa hari yang lalu akan selesai di press hari ini dan belum ada tambahan. Itu berarti besok karyawan akan libur lagi. Menunggu sampai bahan baku baru masuk lagi. Besok mau tak mau Nenek Ardi akan ke sungai di belakang gudang mencari Joi (Sejenis kerang). Jika sedang tidak ada pekerjaan di gudang Nenek Ardi dan yang lainnya pergi mencari Joi di sungai atau di tambak-tambak orang untuk dijual sekedar menyambung hidup. Mencari Joi bukanlah pekerjaan tanpa resiko. Bawia, tetangganya yang juga karyawan rumput laut, terjatuh saat mencari Joi di Sungai. Malangnya bagi Bawia, dia tak lagi bisa berjalan.